Dedi

Dedi
Nobody but me

Dedi Andrianto Kurniawan

Belajar nge-blog ... let's go blog!! :p

Rabu, 23 Februari 2011

Ditampar Gersangnya Siang

Laksana metafora, menyerupakan wujud dalam satu satuan detak
menjamah yang jauh tiada terserak derik
berani menentang mati . . .
Menggenang air mata lena, jauh dari igauan birama
dijejaki sajak terompah tua
mengukirkan timpang sebelah jalanan
aku meremas seikat bunga cyrocella, membengkokkan batangnya ke arah depan
memantulkan jahat jahat omongan
bagi mereka mereka, sarjana dalam pengembaraan
yang ikrarnya tak akan mudah menilaikan sosok
tak akan lupa pekat pertemanan
kumandang suara tawanya mengelukar memapas khawatir yang sempat terisak
ditindih tubuhmu dengan mimpi sempurnamu
hai . . . Inilah kitab yang coba aku ramu
bakal engkau tafsirkan, untuk setahun ke depan hidupmu
jangan kau banting periukmu selagi masih mengunyah mulutmu
tua-tua nan keras bermata tajam
tak terjerat haluan dunia memandang bersaing
seperti syair resi berwejang dekat telingaku,
jangan tutup matamu menerjang buntu malam
sebelum siang benar terbentang
dengar sesekali kelepak parkitmu, yang tiada bermimpi bisa jauh terbang
dimana?
Pada matamu
lihat! Lihat!
Sajak ku buai telah membumbuimu
dengan pikiran membelah otakmu
jagal dalam dirimu, membunuh sendiri pandanganmu
hari ini, pada komariah ke duapuluh lima
sedu yang belum sempat rampung
engkau buang beberapa hari lalu
dalam lisanmu
kemana lagi kau tega mengembara?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan masukan :)