Dedi

Dedi
Nobody but me

Dedi Andrianto Kurniawan

Belajar nge-blog ... let's go blog!! :p

Rabu, 23 Februari 2011

Katalismik Inkarnasi

Kembali ke Pasadena, bunga bunga belantara cerah mekar merona, menyembulkan dunia punya ritma, dalam mata bocah bocah jelita yang senyumnya mengembang sempurna. Pada balkon lantai dua, tertegun setengah renta pria memandangi datar dunia, dalam dataran berlukis harapan, penuh warna, jutaan jumlahnya, merah, jingga, delima, kuning, hijau marun, violet pekat. Ia menghitungnya dalam jemari tak seberapa. Didapati dirinya tengah meringkuk makin letih dan tua, dalam sudut serambi yang gelap menganga. Hidup seri dilalui, dalam dunia tengah riuh gembira tertawa. Kepalanya tersandar pada gundukan, tempat ia benamkan sedikit tawa, untuk kelak sempatkan mengambilnya, kala masa telah menjemput. Bilamana angin memutar air mukanya, ia berharap luka yang dihembuskan, sembari menjajakan sekerat harapan nun ditelannya. Pada syair, lagi sendu merdu, deraikan doa pengharapan, semoga lebur pantai di tepiannya, melumatkan luka nan membakar dunia. Dalam harap langkah berjejak atas pasir membimbing kepak kupu-kupu larva mengarungi cakrawala, kembali jadi raja saat senja, maupun pagi buta. Pada wajah yang bening sejuk segar, menatap ia punya keluhan. Melucuti satu lagi satu, gumpalan gumpalan penghasutan, jadi kapas beterbangan, memutihkan langit langit, menjadikannya awan rindang, tempat mana engkau tiada lagi enggan meringkuk. Pada larut yang hinggap dalam wajah hening, pasrahnya tertimpal dengan datang malaikat, penuh rahmat, menikmati bilik bilik senyap malam terbenam, diingatkan dalam suara. Suara teralun oleh bayu dan tirta, menggema dalam segenap titik buana. Pria tua, dengan pelana tanpa kuda, mengarungi kejamnya masa, tempat nasab nasab menatapnya, sebagai jejak penuntun, sandi pembuka jendela dunia. Pria tua setengah menderita, dalam rindu mengisi ceruk hatinya, dapat tebing memecah lukanya, biar manusia bisa seksama, mendapati hatinya, penuh warna warna merona. Pria tua, dalam jemah sadarnya, hidup dalam sekepal bara, mendongak bangganya dan membakar pekik menggoda ; "Aku sudah tua!!!!!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan masukan :)