Dedi

Dedi
Nobody but me

Dedi Andrianto Kurniawan

Belajar nge-blog ... let's go blog!! :p

Rabu, 23 Februari 2011

Rindu Ayah

Harus satu satu lagi memilin nya dengan jejarian waktu yang tersengal diumbis roda roda pedati. bergulir rodanya menjejaki jalanan desa dengan serambi di pematangnya menyinggahi setiap kata dipaku terduduk dalam secarik pesanan. menepaki jemasad bisunya, mendadak pecah tangisnya mengumbai isi kalbu. terjuntai jatuh biru biru, air mata terhempasnya begitu pula dengan keluh kesah yang ia remahkan di sejumput tanah diresapnya. kali ini waktu tak beri ruang. lapuk usang dikikis kisah kisah zaman. ada jam pasir, diisikan jutaan butiran, penanda detak terdengarkan seseruan. berat getir memintal tumpukannya semisir jatuh berderaian di gelas bawahnya ... butir lagi butir menghimpun detik demikian terlewatkan. pandai pula menyapu bait demi bait dia rangkainya jadi karangan seperti gurindam kisahnya tentang enau dan tuba. lamat sedenting kemudian matanya berkaca kaca, tersengal nafasnya meronta, bergidik bulu kuduknya sambil meleleh air mata dari kelopaknya, dan semat semat angin kembali membeku jadi potret isaknya .... pada pusara yang dihimpun sedih dalam dadanya, seorang balita menangis di nisan ayahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan masukan :)