Dedi

Dedi
Nobody but me

Dedi Andrianto Kurniawan

Belajar nge-blog ... let's go blog!! :p

Selasa, 01 Maret 2011

Malaikat Persimpangan

Kemarin, terngiang sediakala hembus bisikan yang mengetuk celah bebisuan gendang telinga. Terekam cermat, kata demi kata diringkas dalam hati. Menangguhkan pintu ke lorong waktu, menghempaskan wujud dalam ruang kosong mampat dari sudut ke sudut merambat satuan ke satuan. Diantara hujan dan kabut pekat, menapaki gelap semakin dekat, aku dibangunkan oleh gundukan gundukan jalanan. Melontarkan raga ku seakan langit masih tersisa satu hempasan nian. Terkesima, menggerayangi wajah wajah kota penuh hidup hiruk pikuk dan suara. Setengah sadar sebagian jiwa masih terisak dalam buaian Maimunah dan kain sulam, mataku dibelalakkan pemandangan, yang tak diberitakan dalam bunga tidur sepanjang perjalanan. Tanah ini, ibu pertiwinya dinda bestari, negeri tempat kalbu-kalbu ditempa besi, mulut dibungkam upeti, manusia tersenyum kesana kemari. Sementara lepas peduli, di sudut gardu, yang tengah berserakan sampah dan debu, malaikat kecil dicekik deru, mengais memiris, merajut satu per satu kaleng, untuk ditukar harapan esok hari. Adakalanya, raungan makhluk mesin menelan gempitanya, sesekali ia lemparkan pandangan ke jalanan, lorong tempat ia mungkin menghanyutkan keluhan. Kepadamu, kepadaku. Tentang pedih memar yang diretasnya, merah nanar mukanya murka, tapi sayapnya dibelenggu, selagi tak sampai isi hatinya sempat bergema. Kemana lagi? Wajah kota penuh tipu daya, apalah ia. . . . Malaikat dengan mimpi tak seberapa.

4 komentar:

  1. GAk jelas banget sech... gak nyampung judul ma poto...

    BalasHapus
  2. nah udah kaaaaaaaaaaaaaaannnn

    lagian ada tulisannya "ilustrasi" doank .... bukannya fokus isinya malah ribut potonya ... amatir?

    BalasHapus

Silakan berikan masukan :)