Terimakasih senja, butir butir air mata engkau gerus jadi hujan mendera.Jatuh lebat berdegum memekak bumi, tinggal tersisa rekahan rekahan luka dinukil waktu biar lekang kering dan menoktah jiwa hingga besok engkau datang lagi senja.
Tidak lagi menanti, biar waktu mengaburkan lebam luka dan peri rasa, julurkan saja tanganmu senja, biar bergelayut detik beku di sisi sebelah ini, tidak lagi matahari remat membakar dan menombak terak jiwa ini.
Lemparkan saja setinggi cahaya bisa menangkap, jatuhnya nun jua ke haribaan senja.
Dengarkan yang melengking, jauh menggema, membunuh memekakkan telinga.
Rasa sakit yang menganga, dibenamkan dalam timbunan harapan . . . dan kesempatan.
Tunggu aku senja . . . sehari lagi . . . biar sempat tangan ini . . . menombak kembali . . . sang matahari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan masukan :)