Dedi

Dedi
Nobody but me

Dedi Andrianto Kurniawan

Belajar nge-blog ... let's go blog!! :p

Minggu, 08 Juli 2012

Syal Jingga

Dan langit pun menumpahkan butiran hujan mengerutkan wajahnya dipercik setitik demi setitik. . . . Lagi bening sinar dibias-bias . Menjelang senja, sayap sayap berhenti mengepak di sarangnya. Hening seketika. Hanya gemericik menari menggelitik jadi tabuhan perayaan penggemar yang tertidur di sudut sofa, dalam gelapnya serambi penuh nyamuk dan laba laba. Dalam hujan, seperti talu diketuk, mendendangkan sinis panggil panggilan, untuknya yang terdiam di balik kaca. Sekalipun bulirnya hujan ditampik tanah tanah lepas, tiada daya juga dingin merangsek dalam tebal syal jingga. Lalu kemana? Kemana hujan pergi? Sesudah kedip ditipu lari, syal jingga dibalik kaca. Dengan topeng merah muda. Memecah hujan dikurung serambi. Kemana engkau lari sembunyi? Kembali! Hujan segera datang lagi . . . Biar terkibas, syal jingga jadi sutera. Sutera hujan insan menyebutnya. Jangan sembunyi! Hujan kian berat, butirnya kian tajam mendera. Dalam angin, dedahan jadi panduan, biar diayun keras, patah ranting harap lama terasing, cari syal jingga dibalik kaca membisu dikubur bahasa. Bahasa hujan, gelap dan senja, siapapun namanya . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan masukan :)