Dedi

Dedi
Nobody but me

Dedi Andrianto Kurniawan

Belajar nge-blog ... let's go blog!! :p

Rabu, 02 November 2011

Butiran Hujan


Butiran hujan menjelang senja, menampar keras celah dahan dan dedaunan. Tercurah hebat menghujam datarnya bumi. Pecah memantul, basah diderai. Lewat gelap yang menancap . . . Dikisahkan bekas bekas luka cabikan, bersuara dan menggema pada dinginnya senja yang segera tiba. Aku lihat tak satupun berkas cahaya yang merdeka menari nari menamai setiap benda yang terjerat spektrumnya. Hanya muram, suram nyaris padam, warna terserak pada ruang ruang pecah. Aku gambarkan sebuah dunia, dengan genggaman tangan-tangan. Mencengkeram. Merangsek masuk pada lubuk lubuk sanubari menggugah empunya akan indah warna-warna. Berulang berulang berulang tetap sama. Warna. Bahasa yang bercengkerama dengan mata, menjadi jiwa. . . . .
Segera selepas hujan lewat, berkas berkas kian menyembul di celah awan, kembalikan lagi hangat, pada lekat tanah basah. Burung burung kembali beterbangan mengejar waktu nian tak sempat makanan tertampung menggunung, pada cemericit anak anak, menganga tersumpal suara. Tidak lagi senja jadi pemangsa, melainkan sepi mengintai murka. Segeralah tidur, datang malam didamping tombaknya terhunus menjulang, menikam sayapnya dengan mimpi duka. Menggelepar jauh jauh jazirah dicerca, belahan jiwa yang tertinggal sisa. Cuma kosong memerangkap gelap, tinggal malam mengaum mengancam. Hempas semua luka pada buruk mimpi menyiksa, meski benci malam harus menyela, percaya pagi tak akan pernah sepi. Terimakasih hujan . . . Padamu, hidup mengenyam lagi harapan.
<photo id="1" />