Dedi

Dedi
Nobody but me

Dedi Andrianto Kurniawan

Belajar nge-blog ... let's go blog!! :p

Sabtu, 26 Februari 2011

Paradoks Dua Suara

Seperti subuh, alang-alang dan ilalang menggelepar dihujani adzan. Belalang dan wereng tunduk sayu dipelintir rintihan dzikir dan seruan orang orang yang merindukan sandaran. Aku lihat kegelapan sekitar. Hanya ada bebatuan dan gemericik air kali di kejauhan, mengisi retak demi retak menjelang subuh ini pagi. Berputar bumi, menggeser timur kepada barat dan barat kepada timur. Dari buku buku, halaman-halaman baru rampung tertata rapi. Pada mata seorang kawan aku menyaksikan dimulainya kehidupan penuh gelora pergulatan. Memberikan kisah untuk ia tuntaskan. Tentang seorang kawan, sebagaimana rindu ibundanya dipeluk keharuan, dielu, dirayu, dan bermanja di atas pangku. Sebagian sanubarinya berdesir memimpikan hidup laik kawan sekehidupan. Panggung ini, tajuknya dunia. Dilakonkan oleh insan insan sepertinya, seperti ia memandang pun sesama, dalam alur punaka, hikayatnya sumbang kemerduan, kisah yang menyanyikan sesekali sesak keluh kesah dan kekecewaan, nun iramanya satu satu tersuarakan. Hidup ini nakal. Terkadan

g menyembunyikan masa depan. Adakalanya ia menyembulkan kenyataan yang menampar keras keras mukanya sehingga tersadar bahwa seseorang sepertinya, adalah ibunda tersirat dalam dirinya.

1 komentar:

Silakan berikan masukan :)