Dedi

Dedi
Nobody but me

Dedi Andrianto Kurniawan

Belajar nge-blog ... let's go blog!! :p

Kamis, 16 Juni 2011

Puisiku Untuk Ibu

Sekali lagi layar dikorek, dinabatkan jadi selisihan perihal. Duhai periuk, terisilah sedikitpun sesuatu yang dapat mengisi hatiku, kenyang akan petuah maha syahdumu. Dikepal tangan tangan muda menempa dada, menjadikan wajah berhias satu, tangguh, padu dan pekak merajai apa saja tanpa gentar beralih arah. Layar lagi dikorek diarah tenggara, berseteru dengan ombak, buih, garam, dan puing, ditera pucuk haluan, bawa kami pada daratan. Kami pulang. Kami pulang. Sungguh kami ingin pulang. Rindu mencinta ibu, menambat jangkar, dan berlari meraih tangannya. Menciumnya selama lama masa, sambil senja ditenung adzan, kami lebur air mata, dalam tatap ibunda, memaknai wajah kami, tunduk tertampar malu di pangkunya, sebelum terbakar sumbu dihujamkan sesalan, dari kisah semu sei semayang kepada basah tanah perkiwa hanya ibunda, berdiri di setiap titik simpangnya, ada ibu tempat kami lalai dan kalah, karena kepadanya kami berhutang nyawa, secuil pun kami wujud, tanpa harga tiada hadirnya. Ibu, jemari kami lentik dipahat ribuan malaikat, dalam wajah kami tersiar kasihmu dipenjuru jazirah, kendati remuk jasad kami ditelan dosa, selalu ada lirih doa dari bibirmu nun kami kecup jadikan tiap keluh kesahnya jadi ampunan Ilahil ghofur, padaNYA serta merta engkau mengemis tiada terias dusta dan cacas engkau basuh semua wujud kami, dari air matamu bergemuruh dirundung gerombolan malaikat pembawa ampunan. Tapi, dalam jauh kaki kami menapaki bumi, selalu sekat tiap petak kami jejaki dosa terumpama semata kami lalai dalam tangis harapmu disana engkau berdoa, lelehkan air mata demi denting piring makan kami hari ini, sungguh murka Ilahi menjinjingi kami jikalau saja dalam gelap sesat kami lupakanmu. Ibunda . . . Kami pulang . . . Kami pulang . . . Bawakanmu doa balasan, semoga kelak kami naung bersamamu . . . . . Di tepi salsabila, yang penuh cahaya....

1 komentar:

Silakan berikan masukan :)